oleh : Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah
الحمد لله رب العالمين، أمر بالدعاء ووعد بالإجابة، فأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، توعد المجرمين بالعقاب، ووعد المتقين بالإثابة. وبعد
Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam. yang telah memerintahkan untuk berdoa dan menjanjikan untuk mengabulkan doa itu. Aku bersaksi bahwa tiada ilah/sesembahan yang benar selain Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah yang telah mengancam kepada para durjana/pelaku dosa dengan hukuman dan yang menjanjikan pahala untuk orang-orang bertakwa.
Amma ba’du.
فإن الدعاء أعظم أنواع العبادة، فعن النعمان بن بشير رضي الله عنهما عن النبي قال: « الدعاء هو العبادة » ثم قرأ: { وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ } [غافر:60] [رواه أبو داود والترمذي. قال حديث حسن صحيح، وصححه الحاكم]
Sesungguhnya doa adalah suatu jenis ibadah yang paling agung. Dari Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Doa itulah ibadah.” Kemudian beliau membaca ayat -yang artinya-, ‘Dan Rabb kalian berfirman; Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya akan aku kabulkan permintaan kalian. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku pasti akan masuk Jahannam dalam keadaan hina.’ (QS. Ghafir : 60).” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan, ‘Hadits hasan sahih’. Hadits ini juga disahihkan al-Hakim)
وقد أمر الله بدعائه في آيات كثيرة، ووعد بالإجابة، أثنى على أنبيائه ورسله فقال: { إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَباً وَرَهَباً وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ } [الأنبياء:90]. وأخبر سبحانه أنه قريب يجيب دعوة الداعي إذا دعاه، فقال سبحانه لنبيه : وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ [البقرة:186].
Allah telah memerintahkan untuk berdoa kepada-Nya dalam banyak ayat, dan Allah menjanjikan untuk dikabulkannya doa itu. Allah juga menyanjung para nabi-Nya dan rasul-Nya dengan firman-Nya (yang artinya), “Sesungguhnya mereka itu adalah bersegera dalam kebaikan-kebaikan dan selalu berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka itu kepada Kami adalah khusyu’.” (QS. al-Anbiyaa’: 90).
Allah subhanahu juga mengabarkan bahwa Dia itu maha dekat lagi mengabulkan doa orang yang memanjatkan doa kepada-Nya. Allah subhanahu berfirman kepada nabi-Nya (yang artinya), “Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat; aku akan menjawab/mengabulkan doa orang yang meminta kepada-Ku.” (QS. al-Baqarah : 186)
وأمر سبحانه بدعائه والتضرع إليه، لا سيما عند الشدائد والكربات. وأخبر أنه لا يجيب المضطر ولا يكشف الضر إلا هو. فقال: { أَمَّن يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ } [النمل:62].
Allah subhanahu memerintahkan untuk berdoa kepada-Nya dan merendah patuh kepada-Nya, terlebih lagi ketika dalam keadaan susah dan sempit. Dan Allah kabarkan bahwa tidak ada yang bisa mengabulkan doa orang yang terjepit dan yang bisa menyingkap segala bahaya kecuali Dia. Allah berfirman (yang artinya), “Atau siapakah yang mampu mengabulkan doa orang yang terjepit ketika dia berdoa kepadanya serta menyingkap marabahaya -selain Allah-?” (QS. an-Naml : 62)
وذم اللذين يعرضون عن دعائه عند نزول المصائب، وحدوث البأساء والضراء فقال: { وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِّن نَّبِيٍّ إِلاَّ أَخَذْنَا أَهْلَهَا بِالْبَأْسَاء وَالضَّرَّاء لَعَلَّهُمْ يَضَّرَّعُونَ } [الأعراف:94]. وقال تعالى: { وَلَقَدْ أَرْسَلنَا إِلَى أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاء وَالضَّرَّاء لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ . فَلَوْلا إِذْ جَاءهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُواْ وَلَـكِن قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ } [الأنعام:43،42]. وهذا من رحمته وكرمه سبحانه فهو مع غناه عن خلقه يأمرهم بدعائه، لأنهم هم المحتاجون إليه قال تعالى: { يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاء إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ } [فاطر:15]. وقال تعالى: { وَاللّهُ الغَنِيُ وَأنتُمُ الفُقَرَآءُ } [محمد:38].
Allah juga mencela orang-orang yang berpaling dari berdoa kepada-Nya ketika tertimpa musibah dan terkena kesulitan dan bahaya. Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Kami utus pada suatu kota seorang nabi kecuali Kami timpakan kepada para penduduknya dengan kesulitan dan kesempitan, mudah-mudahan mereka mau merendah dan tunduk -dan berdoa kepada Kami-.” (QS. al-A’raaf : 94).
Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Sungguh Kami telah mengutus kepada umat-umat sebelum kamu maka Kami pun menimpakan kepada mereka dengan kesulitan dan kesempitan mudah-mudahan mereka mau kembali tunduk dan patuh. Seandainya ketika datang kepada mereka siksaan dari Kami kemudian mereka tunduk dan patuh -dan berdoa kepada Kami- maka hal itu akan berbuah kebaikan, akan tetapi ternyata hati mereka itu tetap keras dan setan telah memperindah bagi mereka apa-apa yang selama ini mereka lakukan.” (QS. al-An’aam : 42-43)
Ini adalah bagian dari rahmat dan kemurahan Allah subhanahu, dimana Allah memerintahkan mereka untuk berdoa kepada-Nya padahal Allah juga tidak membutuhkan apa pun dari mereka/segenap makhluk-Nya. Hal itu dikarenakan sesungguhnya mereka itulah yang benar-benar butuh kepada-Nya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai umat manusia, kalian semua adalah fakir kepada Allah, sementara Allah Dia adalah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathir : 15)
Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Allah itulah dzat Yang Maha Kaya sedangkan kalian adalah orang-orang yang sangat-sangat fakir/butuh -kepada-Nya-.” (QS. Muhammad : 38)
وفي الحديث القدسي: { يا عبادي، كلكم ضال إلا من هديته، فاستهدوني أهدكم، يا عبادي، كلكم جائع إلا من أطعمته فاستطعموني أطعمكم، يا عبادي، كلكم عار إلا من كسوته فاستكسوني أكسكم، يا عبادي، إنكم تخطئون باليل والنهار وأنا أغفر الذنوب جميعاً، فاستغفروني أغفر لكم } [رواه مسلم].
Disebutkan pula di dalam hadits qudsi, Allah berfirman, “Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semuanya adalah sesat kecuali orang yang Aku berikan petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, pasti Aku akan berikan petunjuk kepada kalian. Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua adalah lapar kecuali orang-orang yang Aku berikan makanan, maka mintalah makanan kepada-Ku pasti Aku akan berikan makanan kepada kalian. Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semuanya adalah tidak berpakaian kecuali orang yang Aku berikan pakaian kepadanya maka mintalah pakaian kepada-Ku pasti Aku berikan kepada kalian. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian banyak berbuat dosa di malam dan siang hari, sedangkan Aku adalah mengampuni segala macam dosa, maka mintalah ampunan kepada-Ku pasti Aku ampuni kalian.” (HR. Muslim)
فادعوا الله عباد الله، وأعلموا أن لاستجابة الدعاء شروطاً لابد من توافرها. فقد وعد الله سبحانه أن يستجيب لمن دعاه. والله لا يخلف وعده، ولكن تكون موانع القبول من القبول من قبل العبد.
فمن موانع إجابة الدعاء: أن يكون العبد مضيعاً لفرائض الله، مرتكباً لمحارمة ومعاصيه
فهذا قد ابتعد عن الله وقطع الصلة بينه وبين ربه، فهو حري إذا وقع في شدة ودعاه أن لا يستجيب له.
Oleh sebab itu berdoalah kalian wahai hamba-hamba Allah dan ketahuilah bahwasanya demi terkabulnya doa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Allah telah berjanji akan mengabulkan doa orang yang meminta kepada-Nya, sedangkan Allah tidaklah mengingkari janji-Nya. Akan tetapi bisa jadi di sana ada hal-hal yang menghalangi terkabulnya doa yang itu bersumber dari kesalahan hamba.
Salah satu sebab yang menghalangi terkabulnya doa adalah seorang hamba itu dalam keadaan menyia-nyiakan kewajiban-kewajiban yang Allah berikan kepadanya, dia bergelimang dengan keharaman dan kemaksiatan kepada-Nya. Maka orang yang semacam ini telah menjauh dari Allah dan memutuskan hubungan antara dirinya dengan Rabbnya. Oleh sebab itu orang seperti dirinya sangatlah pantas jika tidak dikabulkan doanya meskipun sedang berada dalam kondisi terjepit dan kesulitan.
وفي الحديث أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: « تعرّف على الله في الرخاء، يعرفك في الشدة » يعني أن العبد إذا اتقى الله، وحفظ حدوده، وراعى حقوقه في حال رخائه فقد تعرّف بذلك إلى الله وصار بينه وبين ربه معرفة خاصة. فيعرفه ربه في الشدة، بمعنى أنه يفرجها له في الشدة، ويراعي له تعرّفه إليه في الرخاء فينجيه من الشدائد. وفي الحديث: « وما تقرب إليّ عبدي يشيء أحب إليّ مما افترضته عليه. ولا يزال عبدي يتقرب إليّ بالنوافل حتى أحبه. فإذا أحببته كنت سمعه الذي يسمع به، وبصره الذي يبصر به، ويده التي يبطش بها، ورجله التي يمشي بها، ولئن سألني لأعطينه، ولئن استعاذني لأعيذنه » [رواه البخاري].
Disebutkan di dalam hadits bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kenalilah Allah di saat lapang niscaya Allah akan mengenalimu di saat sempit.” Artinya, seorang hamba jika bertakwa kepada Allah dan menjaga aturan-aturan-Nya serta senantiasa memelihara hak-hak Allah dalam keadaan dirinya lapang maka sesungguhnya dia telah memperkenalkan dirinya kepada Allah, sehingga antara dirinya dengan Rabbnya terdapat ikatan ma’rifah yang khusus.
Oleh sebab itu Rabbnya pun akan mudah mengenali dirinya ketika tertimpa kesempitan. Dalam artian, Allah akan mengeluarkan dirinya dari masalah dan kesulitan yang dia hadapi. Allah mengingat bagaimana hamba itu senantiasa berusaha mengenali hak-hak Allah di kala lapang sehingga Allah pun akan membalasnya dengan menyelamatkan hamba itu di kala susah dan sempit. Disebutkan pula dalam hadits, “Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang Aku wajibkan kepadanya. Dan senantiasa hamba-Ku itu mendekatkan diri kepada-Ku dengan menambah amal-amal sunnah melainkan Aku semakin mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya maka Aku akan menjadi pendengaran yang dia mendengar dengannya, menjadi penglihatan yang dia melihat dengannya, menjadi tangan yang dia memukul dengannya, menjadi kaki yang dia berjalan di atasnya, apabila dia meminta kepada-Ku pasti Aku beri, dan apabila dia memohon perlindungan pasti Aku lindungi.” (HR. Bukhari)
فمن عامل الله بالتقوى والطاعة في حال رخائه عامله الله باللطف والإعانه في حال شدته. كما قال تعالى عن نبيه يونس عليه الصلاة والسلام لما التقمه الحوت: { فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنْ الْمُسَبِّحِينَ . لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ } [الصافات:144،143] أي لصار له بطن الحوت قبراً إلى يوم القيامة.
Oleh sebab itu, barangsiapa yang berinteraksi kepada Allah dengan penuh ketakwaan dan ketaatan di kala dia lapang maka Allah pun akan membalas kebaikannya dengan penuh kelembutan dan pertolongan pada saat dia terjebak dalam kesulitan. Sebagaimana Allah ta’ala ceritakan tentang kisah Nabi-Nya Yunus ‘alaihis salam ketika ditelan oleh ikan (yang artinya), “Kalaulah bukan karena dia dahulu termasuk orang yang banyak bertasbih/berdoa. Pastilah dia tetap berada di dalam perut ikan itu hingga hari mereka dibangkitkan.” (QS. ash-Shaffat : 143-144)
Maksudnya adalah ‘perut ikan itu akan menjadi kuburan baginya’ hingga datangnya hari kiamat.
قال بعض السلف: ( إذكروا الله في الرخاء يذكركم في الشدة، إن يونس عليه الصلاة والسلام كان يذكر الله، فلما وقع في بطن الحوت قال الله تعالى: { فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنْ الْمُسَبِّحِينَ . لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ } [الصافات:144،143]، وإن فرعون كان طاغياً لذكر الله: { إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنتُ } [يونس:90] فقال الله تعالى: { آلآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ } [يونس:91] ).
Sebagian salaf berkata, “Ingatlah Allah di waktu lapang, niscaya Dia akan ingat kepada kalian di saat sempit. Sesungguhnya Yunus ‘alaihis salam adalah orang yang senantiasa berdzikir kepada Allah maka ketika beliau terjebak di dalam perut ikan Allah berfirman (yang artinya), “Kalaulah bukan karena dia termasuk orang yang bertasbih/beribadah niscaya dia akan tetap berada di perut ikan itu hingga hari mereka dibangkitkan.” (QS. ash-Shaffat : 143-144)
Sementara Fir’aun adalah orang yang melampaui batas dan berpaling dari mengingat Allah. Allah berfirman (yang atinya), “Tatkala dia mulai tenggelam maka dia pun berkata, ‘Sekarang aku beriman’.” (QS. Yunus : 90). Maka Allah ta’ala mengatakan (yang artinya), “Apakah sekarang kamu baru mau beriman? Padahal dahulu kamu telah durhaka dan kamu termasuk orang-orang yang selalu berbuat kerusakan.” (QS. Yunus : 91)
Bersambung insya Allah…